Kesenjangan Digital




  Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, dunia pendidikan juga ikut serta mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini bisa kita lihat bahwa saat ini proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi digital yang semakin canggih. Hal ini bisa dikatakan bahwa secara tidak langsung berkembangnya dunia digital turut serta mengubah paradigma dunia pendidikan menjadi lebih mudah dan lebih modern. Pada saat ini, tidak ada kapur untuk menulis di papan tulis, saat ini sudah berganti ke tablet yang ada di genggaman. 
 
  Jika kita bandingkan dengan era 90 an, dimana pada era tersebut proses belajar mengajar masih menggunakan cara konvensional dan terkesan manual. Sebagai contoh adalah pada saat itu guru masih menulis di papan tulis dengan kapur, mendikte atau menyalin isi buku, dan susah mendapatkan bahan ajar yang visual sehingga proses belajar mengajar bisa dikatakan penuh dengan perjuangan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Dunia pendidikan saat ini sudah sangat jauh berkembang. 
 
  Namun sayangnya, implementasi digital dalam dunia pendidikan belum sepenuhnya berjalan dengan baik, sehingga uotput yang dihasilkan juga tidak bisa digeneralisir antara suatu daerah dengan daerah yang lain atau antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Hal ini disebabkan adanya kesenjangan teknologi digital yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti kesenjangan akses dan penggunaan teknologi digital di antara siswa dan lembaga pendidikan. 

Kesenjangan ini terkait dengan ketidaksetaraan dalam akses terhadap perangkat teknologi, konektivitas internet, dan keterampilan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang setara terhadap perangkat teknologi seperti komputer, laptop, atau tablet. Banyak siswa dari latar belakang ekonomi rendah atau daerah terpencil tidak mampu membeli atau menggunakan perangkat tersebut karena terbatasnya biaya dan kondisi ini memaksa mereka untuk belajar secara konvesional.

  Begitu juga dengan akses terhadap internet yang stabil dan terjangkau juga menjadi masalah. Di daerah terpencil atau pedesaan, infrastruktur internet mungkin belum berkembang dengan baik, sehingga siswa sulit untuk terhubung ke internet dengan lancar akibat tidak meratanya akses internet di daerah mereka.

  Untuk mengatasi kesenjangan digital dalam dunia pendidikan, ada beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

Pertama, pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat dapat bekerja sama untuk menyediakan akses perangkat teknologi dan internet yang terjangkau kepada siswa yang membutuhkan. Selain dari pada itu, pembangunan infrastruktur internet di daerah terpencil juga perlu ditingkatkan.

Kedua, penting bagi lembaga pendidikan untuk melibatkan siswa dalam program pelatihan keterampilan digital, hal ini bertujuan agar siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan teknologi digital. Dengan demikian akan membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan digital sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. 

Ketiga, pemerintah dapat meluncurkan program akses perangkat dan internet yang terjangkau bagi siswa dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Subsidi atau bantuan dalam bentuk perangkat, kuota internet, atau paket data dapat diberikan kepada siswa yang membutuhkan.

Keempat, perlu dilakukan penelitian dan pemantauan secara terus-menerus terkait dampak kesenjangan digital dalam pendidikan. Hal ini akan membantu mengidentifikasi area yang masih membutuhkan perbaikan serta memastikan bahwa solusi yang diimplementasikan efektif dalam mengatasi masalah tersebut.

Dengan adopsi solusi-solusi ini, diharapkan kesenjangan digital dalam dunia pendidikan dapat dikurangi, sehingga semua siswa memiliki akses yang setara terhadap pendidikan digital yang berkualitas dan relevan.Meratanya akses terhadap teknologi digital bukan satu-satunya jaminan atas berhasil dan tidaknya pendidikan, namun dengan adanya teknologi digital dalam dunia pendidikan memperbesar peluang untuk meraih hasil maksimal dalam dunia pendidikan yaitu mampu menciptakan generasi yang unggul, berkualitas, dan mempunyai kompetensi.


 Oleh: Abdul Aziz, Guru SD Islam Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat dan Pegiat Literasi.

Komentar